Paparisa Carita: Dialog Tanpa Jarak Antara Pengayom dan Binaan.

 

Indonews.web.id,Ambon, ,- Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Ambon kembali menghadirkan suasana baru dalam proses pembinaan warga binaan dengan menggelar kegiatan Paparisa Carita, sebuah forum dialog santai antara petugas dan warga binaan pemasyarakatan (WBP).

 

 

Kegiatan ini digelar di Blok Hunian Cempaka, Rabu (04/06) dan menjadi bentuk pendekatan humanis dalam memperkuat komunikasi dua arah di lingkungan pemasyarakatan.

 

 

Paparisa Carita, yang berarti “Rumah Cerita”, merupakan inisiatif yang bertujuan menciptakan ruang dialog terbuka, nyaman, dan setara antara pengayom dan binaan.

 

Melalui kegiatan ini, petugas pemasyarakatan membuka ruang diskusi santai di luar konteks formal, sehingga warga binaan merasa lebih leluasa dalam menyampaikan gagasan, harapan, hingga unek-unek yang selama ini mungkin belum tersampaikan.

 

 

Kepala Rutan Ambon, Ferdika, menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas pembinaan dan menciptakan atmosfer yang lebih bersahabat di dalam Rutan.

 

 

Menurutnya, keberhasilan pemasyarakatan tak hanya bergantung pada keamanan dan disiplin, tetapi juga pada komunikasi yang empatik dan saling menghargai.

 

 

“Paparisa Carita adalah upaya kami untuk mendekatkan diri secara emosional kepada warga binaan. Kami ingin membangun relasi yang lebih manusiawi, di mana petugas bukan hanya sebagai pengawas, tetapi juga sebagai pendengar, pembimbing, dan motivator,” ujar Ferdika.

 

 

Kegiatan ini dimulai dengan sesi cerita dan curhat bebas dari warga binaan yang disambut dengan penuh perhatian oleh jajaran petugas. Topik yang dibahas pun beragam, mulai dari kebutuhan dasar, kegiatan pembinaan, hingga aspirasi terkait pelayanan dan masa depan mereka setelah bebas.

 

 

Dalam suasana penuh kehangatan, beberapa warga binaan juga membacakan puisi dan menampilkan lagu hasil karya mereka.

 

 

Kasubsi TU, Anita mengapresiasi antusiasme warga binaan yang mengikuti kegiatan ini. Ia menilai bahwa komunikasi yang dibangun melalui Paparisa Carita berpotensi memperkuat ikatan emosional yang berdampak positif terhadap perilaku WBP dalam menjalani masa pembinaan saya juga sediki menjelaskan tentang penerapan register F, SK Integrasi yang melewati 2/3, hak remisi umum dan remisi dasawarsa.

 

 

“Kita melihat banyak potensi dan ekspresi yang muncul ketika mereka diberikan ruang untuk bercerita. Ini adalah bentuk rehabilitasi sosial yang mendalam,” ujarnya.

 

 

Salah satu warga binaan, mengungkapkan rasa senangnya dapat mengikuti forum tersebut. “Biasanya kami bicara hanya saat pemeriksaan atau kegiatan resmi. Tapi di sini, kami bisa cerita bebas, dan didengar seperti teman. Rasanya lebih tenang dan dihargai,” ungkapnya.

 

 

Selain sesi diskusi, kegiatan ini juga diisi dengan permainan kelompok, kuis edukatif, dan sesi refleksi bersama yang dipandu oleh petugas. Suasana hangat yang tercipta menjadi bukti bahwa interaksi antara pengayom dan binaan bisa berjalan harmonis bila dibangun di atas pondasi saling percaya dan keterbukaan.

 

 

Di akhir kegiatan, Ferdika berharap Paparisa Carita dapat menjadi kegiatan rutin di Rutan Ambon sebagai bagian dari strategi pembinaan kepribadian. Ia menekankan pentingnya menjadikan warga binaan sebagai subjek pembinaan, bukan sekadar objek aturan.

 

 

“Dengan pendekatan seperti ini, kami yakin proses pemasyarakatan akan lebih bermakna dan efektif. Mari kita rawat komunikasi yang sehat ini demi mewujudkan pembinaan yang holistik dan berkelanjutan,” pungkasnya.

 

 

Melalui kegiatan Paparisa Carita, Rutan Ambon menunjukkan komitmennya untuk terus berinovasi dalam memberikan pelayanan yang tidak hanya memenuhi standar, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan warga binaan. (Zul/Rls).

Penulis: ZulfiEditor: Zul