Buktikan keberhasilan Pembinaan di Lapas metro, Kalapas Bebaskan Narapidana Terorisme yang sudah menjalani Hukuman.

Indonews.web.id,Metro ,- Tiga narapidana kasus terorisme resmi dibebaskan dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Metro pada Senin (26/5/2025).

 

Pembebasan ini menjadi bukti konkret bahwa program pembinaan di Lapas Metro berjalan efektif dan mampu mengubah pola pikir, serta perilaku warga binaan ke arah yang lebih positif.

 

Ketiga narapidana tersebut sebelumnya telah menjalani masa hukuman sesuai ketentuan dan telah dinyatakan memenuhi syarat untuk mendapatkan program integrasi berupa Pembebasan Bersyarat (PB).

 

Salah satu syarat mutlak yang telah dipenuhi adalah ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang dilakukan secara sadar dan sukarela.

 

Kegiatan pembinaan bagi narapidana kasus terorisme di Lapas Metro melibatkan kerja sama intensif dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) serta Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88).

Program ini meliputi pendekatan keagamaan, pembinaan ideologi, serta hal lain yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.

 

Nova Setiawan, salah satu petugas pembinaan kepribadian di Lapas Metro, menjelaskan bahwa ketiga narapidana tersebut telah menunjukkan perubahan signifikan selama menjalani masa pembinaan.

 

“Mereka sangat aktif mengikuti kegiatan pembinaan di Masjid At-Taubah. Selain mengikuti pengajian dan taklim, mereka juga membantu operasional masjid dan mengajarkan ilmu agama kepada warga binaan lainnya.

 

Lingkungan masjid di Lapas benar-benar mereka manfaatkan sebagai tempat belajar dan berbagi, yang tentunya terus diawasi oleh petugas” tutur Nova.

 

Kepala Lapas Metro, Tunggul Buono, menyampaikan pesan mendalam kepada para narapidana tersebut agar tetap setia pada jalur kehidupan yang damai dan bermanfaat bagi masyarakat.

 

“Jangan menoleh kekanan kekiri, yang menyangkut masalah ini lagi,” pesan Tunggul kepada ketiganya.

 

Sementara itu dalam keterangannya, Tunggul juga menekankan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras dari seluruh jajaran, kolaborasi lintas sektor, serta bentuk komitmen Lapas Metro dalam mendukung program deradikalisasi nasional.

 

Ia menambahkan bahwa pembinaan terhadap narapidana terorisme membutuhkan pendekatan yang sabar dan berkelanjutan. Prosesnya tidak instan, namun sangat mungkin berhasil bila dilakukan dengan komitmen.

 

“Ini bukan hasil satu atau dua minggu. Ini proses panjang. Mulai dari pembinaan spiritual, pendekatan kemanusiaan, hingga pembuktian bahwa mereka masih punya tempat di masyarakat. Pembebasan hari ini menjadi pembuktian bahwa Lapas bukan hanya tempat menghukum, tapi tempat memperbaiki,” ujar Tunggul.

 

Ketiga narapidana tersebut dilepas dengan pengawalan khusus dan telah mendapatkan pendampingan lanjutan dari pihak BNPT dan Densus 88 guna memastikan proses reintegrasi sosial mereka berjalan dengan aman dan terarah.

 

“Kedepannya, Lapas Metro terus berkomitmen untuk memperkuat program pembinaan, termasuk untuk kasus-kasus dengan tingkat risiko tinggi seperti terorisme.

 

Semangat utama yang diusung adalah bahwa setiap individu, tanpa terkecuali, memiliki kesempatan untuk berubah dan kembali menjadi bagian positif dari masyarakat,” tutup Tunggul (Zul/Rls).

Penulis: ZulfiEditor: Zul